Minggu, 26 Juli 2009

Jacko

Sumber : Liputan6.com

Jacko - panggilan akrab Michael Jackson - barangkali kini telah benar-benar berada di suatu ruang dan waktu "better place", di tempat yang lebih baik - seperti impiannya. Kepergiannya meninggalkan berjuta kenangan di hati penggemar musik dunia. Sisi terang dan gelap kehidupan seorang superstar selalu menarik perhatian publik. Semua orang mengakui kejeniusan Jacko di blantika musik pop dunia. Berbagai penghargaan bergengsi menjadi simbol tak terbantahkan. Mulai dari penghargaan MTV, Rock n Roll Hall of Fame, dan rekor dunia Guinness. Bahkan, Jacko juga telah berhasil meraih 13 Grammy Awards. Bukan hanya itu, penjualan album solo Thriller kabarnya mencapai 40-an juta copy di seluruh dunia, makin mengokohkan Jacko sebagai diva pop sejati di muka bumi. Fenomena Jacko nyaris tak tertandingi oleh musisi mana pun.

Bilik gelap kehidupan Jacko nyaris tak terungkap di ranah publik. Sang mahabintang sempat tersandung kasus pelecehan seksual anak hingga dua kali. Keluarga si anak bernama Jordan Chandler itu bahkan menuntut sang maestro pop hingga 22 juta dolar AS. Kasus paedophilia tahun 1993 ini kemudian seolah lenyap begitu saja. Kabarnya, persoalan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Kasus serupa muncul lagi tahun 2005 yang hampir menjerumuskan sang pencipta gerakan moonwalk ini ke penjara, dengan tuntutan hukuman 20 tahun. Namun akhirnya pengadilan menyatakan Jacko tak bersalah.

Jacko yang memiliki nama asli Michael Joseph Jackson ini memang sosok panggung pop sejati yang tertutup. Kehidupan pribadinya yang sunyi bak menyimpan rapat-rapat ingar-bingar dunia panggung yang tidak membumi. Terkesan penampilan fisik yang glamor menjadi segala-galanya bagi Jackson. Banyak media massa gosip menulis bahwa sang diva seolah tak bisa menerima kenyataan kondisi fisiknya, hingga melakukan operasi muka dan suntik pigmen. Tapi Jacko dalam acara Oprah Winfrey Show Februari 1993 membantah tuduhan itu. Michael mengaku dirinya terkena kanker kulit langka depigmentasi (vitiligo) dan lupus yang hanya diderita oleh sekitar 1-2 persen penduduk dunia.

Sejak kemunculan terakhirnya di panggung konser hampir sepuluh tahun silam, Jacko nyaris tak pernah lagi tampil di panggung roadshow. Baru belakangan sang superstar berencana menggelar konser ke beberapa negara, dimulai dari Inggris awal Juli tahun ini. Tapi sayang, rencana konser dan jumpa penggemar itu pun tak pernah terjadi. Beberapa artis yang sempat bertemu Jacko menjelang roadshow sempat kaget melihat penampilan terakhir Michael yang amat pucat dan kurus. Dalam sebuah wawancara di sebuah televisi, artis itu melukiskan kondisi fisik Jacko seperti kertas yang begitu tipis sehingga jika tertiup angin akan mudah terbang melayang.

Kabar kehidupan glamor mahabintang pop dunia Michael Jackson kelahiran Gary, Indiana, Amerika Serikat (29/8/1958) itu memang bukan rahasia lagi. Maklum, ia diva musik pop dunia yang identik dengan kelimpahan uang dan harta kekayaan. Tapi tentang keburukan pengelolaan uang dan kekayaan tak terlalu banyak disoroti publik. Wall Street Journal mencatat, Jacko - anak ketujuh dari pasangan Joe Jackson dan Katherine Jackson - mempunyai total utang sekitar 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp 5 triliun. Jumlah yang amat fantastis!

Gaya hidup sang diva yang sangat glamor disebut-sebut sebagai sebab menggunungnya utang. Menurut catatan beberapa akuntan yang banyak dipublikasikan di media online Amerika Serikat, dalam setahun saja Jacko bisa menghabiskan uang 20 hingga 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 200-300 miliar. Jumlah ini memang bukan hanya dari kebutuhan pesta, belanja, dan properti pribadi sebagai mahabintang dunia, tapi juga untuk menutup berbagai kasus pengadilan dan urusan rumah tangga. Jacko tinggal di sebuah kawasan mewah dengan ranch dan taman yang asri sangat luas, Neverland di California. Urusan perawatan tempat tinggal, pajak, dan rumah tangga ini saja membutuhkan biaya hingga Rp 17 miliar per bulannya. Berkaitan dengan Neverland ini, Jacko dikabarkan utang 24,5 juta dolar AS.

Michael juga dituntut pangeran Bahrain, Syekh Abdulla bin Hamad bin Isa Al-Khalifa sebesar 7 juta dolar AS pada tahun 2008, karena dianggap mengingkari kontrak rekaman album dan otobiografinya. Pengacara Al-Khalifa, Bankim Thanki mengatakan Jacko telah menerima sejumlah uang dari Al-Khalifa untuk bekerja sama dalam sebuah proyek musik. Namun, pelantun tembang Beat It itu mengaku uang dari anak kedua raja Bahrain Syekh Hamad bin Isa Al-Khalifa itu hanyalah pemberian semata, sehingga dirinya tidak merasa melanggar janji apa pun.

Persahabatan Jacko dan Al-Khalifa terjalin sejak 2004 di Abu Dhabi. Michael dikabarkan pernah tinggal setahun di Bahrain. Hubungan persahabatan itu begitu erat hingga mereka bersepakat membuat beberapa proyek musik pada tahun 2006. Termasuk untuk penggalangan dana korban bencana alam di Asia dan Amerika Serikat. Tapi belakangan kesepakatan dalam wujud kontrak itu tak pernah terealisasi. Padahal Al-Khalifa mengaku telah memberikan uang kepada Jacko sebesar 4,6 juta dolar AS sebagai modal. Di tengah jalan, Michael menolak mengerjakannya. Bukan hanya itu, tagihan untuk urusan Neverland pun senilai 35 juta dolar AS, juga dibiayai sang pangeran. Bahkah ketika Jacko terlibat kasus hukum tahun 2005 pun, Al-Khalifa membantu memberikan uang jaminan 2 juta dolar AS.

Cerita kebaikan hati Al-Khalifa kepada sang sahabat Jacko sangat panjang. Menurut sang pangeran, uang yang diserahkan kepada Michael - yang kabarnya telah masuk Islam dan berganti nama menjadi Mikaeel (Daily Mail, November 2008) - sebagai investasi jangka panjang. Al-Khalifa amat percaya pamor mahadiva pop Michael Jackson akan segera pulih kembali. Namun sayang, kenyataan berkisah lain. Mahadiva kini telah tiada. Persahabatan dua pribadi pun usai sudah.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan berjuta catatan kenangan kemanusiawiannya bagi mereka yang ditinggalkan. Sang raja pop Michael Jackson telah meninggalkan karya abadi dan kenangan mendalam di hati para penggemarnya.(* dari berbagai sumber)

Yang Serba Instant..


Dalam kehidupan sehari hari sekarang ini, rasanya semua kebutuhan kita bisa didapat secara instant. Maksudnya seketika...kapan kita mau, bisa kita dapat.

Mulai dari minuman.., bisa kita dapatkan kopi instan dalam sachet...tinggal seduh dengan air panas bisa kita buat sendiri kopi susu, capuccino, kopi tubruk dan berbagai jenis kopi lainnya. Begitu juga minuman lain seperti teh, susu, atau STMJ bahkan jamu sudah ada dalam bentuk sachet siap seduh dan langsung dinikmati.

Makanan...yang paling banyak dijumpai dan digemari tentunya mie instant dengan berbagai jenis cita rasanya...tinggal seduh dengan air panas, masukan bumbunya, diaduk jadilah mie dengan cita rasa yang kita inginkan, mungkin mulai dari Sabang sampai merauke sudah ada bumbunya.

Demikian juga jika kita mencari makanan di restoran, selain restoran yang umum kita temui, saat ini banyak kita temui ragam resoran cepat saji dengan berbagai menu, baik dari dalam maupun luar negeri. Kita tinggal datang, pesan, ambil langsung makan, karena memang langsung disajikan saat kita pesan.

Dan rupanya hal ini berkembang tidak hanya instan dalam penyediaan makanan dan minuman, tapi dalam hal yang berkaitan dengan bakat (talenta) manusiapun, rupanya sudah berkembang untuk bisa dibuat secara instan.

Dalam dunia keartisan atau yang berhubungan dengan seni peran atau seni suara, hal instan ini sudah menjadi lazim. Buktinya banyak dijumpai artis dan penyanyi muda yang langsung terkenal dan menjadi idola, melalui ajang pencarian bakat yang biasanya disiarkan di Televisi.

Dalam waktu ukuran bulan, sang anak dari tidak dikenal sebelumnya, jika menjadi pemenangnya akan langsung menjadi idola dan dikenal masyarakat.
Ya memang instan, mereka tidak melalui perjuangan untuk menempa bakat, pengalaman dan rintangan lainnya, tapi langsung jadi artis top dengan bayaran yang memikat banyak anak muda untuk ikut ikutan menjadi seorang artis.

Hal ini terus semakin bekembang, sehingga sekarang ada beberapa pencarain bakat yang lain, seperti olah raga, pesulap dan lain2, bahkan ada acara pencarian bakat menjadi seorang Dai cilik, yang menurut hemat kami pasti membutuhkan penalaran ilmu dan pengelaman yang butuh mengendap, karena berkaitan dengan ilmu agama yang lebih abstraak dari sekedar bernyanyi atau berakting.

Sudahkah mereka memiliki kematangan jiwa dan fisik dalam bertindak dan bersikap secara natural didunianya ?
Atau mereka hanyalah sekedar manusia yang dicetak karena diajari dan menghapal apa yang menjadi perannya itu. penyayi, pemusik, pesulap atau Dai.

Jangan ini hanya sekedar bisnis hiburan, yang menjual mimpi kepada anak dan orang tuanya yang berharap anaknya langsung ngetop tanpa melalui tempaan pengalaman dan pengembangan jiwa secara alamiah.

Selain dunia seni, makanan dan minuman, sudah barang tentu dunia digital, internet dan telekomunikasi sekarang sudah memiliki kemampuan serba instan.
Bukankah kita sudah menggunakan foto instant, surat instant (instant message), musik instant dalam kehidupan online di dunia maya internet.

Pendek kata semua serba instant . Sehingga dalam berkomunikasi suara, teks dan video , semuanya bisa dilakukan secara mobile dan instant dengan rekan kita di seluruh dunia.

Dunia rasanya menjadi lebih sempit dan satu yang serba instant.
Tidak ada lagi perbedaan waktu dalam hal penyampaian berita kejadian disatu titik di dunia dengan titik lainnya, kejadian saat ini bisa kita ketahui saat ini juga walaupun lokasinya sangat berjauhan di dunia, bisa langsung tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Instant memang cepat, tepat, nikmat dan tidak perlu menunggu lama.
Semua mau yang serba instant, termasuk bisnisnya.

Sabtu, 25 Juli 2009

Tamu Negeri Jiran (1x24 jam tidak perlu lapor)

Masih tentang bom di Mega Kuningan Jakarta 17 Juli 2009.
Seminggu setelah kejadian bom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, polisi belum berhasil mengungkap siapa pelakunya.

Semua chanel Televisi selama seminggu menyiarkan kejadian sebelum ledakan dari rekaman CCTV di kedua hotel tersebut, dibahas dan dikomentari oleh para ahli.
Semua berharap pelakunya dapat diketahui, polisipun bekerja keras mengungkap.
Dan hasilnya setelah seminggu adalah gambar kepala 2 orang yang dicurigai sebagai eksekutor bom bunuh diri itu yang disampaikan polisi pada media center.

Ada 1 (satu) orang yaitu NMT, seorang warga negeri jiran yang paling sering sering disebut Polisi sebagai dalang pemboman di negeri kita Indonesia.

Orang ini sebetulnya sudah 7 tahun diburu oleh polisi Indonesia, sejak kejadian bom Bali 1 dan 2 dulu. namun nyatanya sampai sekarang dia masih belum kelihatan batang hidungnya.

Sungguh ironis dan marahnya kita, melihat kenyataan bahwa orang negeri jiran tersebut begitu licinnya, masih berada di negeri kita kejar kejaran dengan Polisi dari Malang, palembang Cilacap dan entah dimana lagi anak buah Dr. Ashari (warga Malaysia) ini berada. (Dr. Ashari, juga orang negeri jiran ahli pembuat bom, bosnya NMT, sdh ditembak polisi di Malang)

Apa mungkin masyarakat kita melindunginya, atau mungkin kita terlalu baik dan ramah kepada orang lain termasuk tamu pendatang, sehingga tidak curiga terhadap orang asing, malah menghormatinya dan dengan suka rela memberi bantuan dan perlindungan.

Atau ada ikatan yang lain yang menyebabkan NMT bisa dengan aman, bebas berkeliaran di negeri kita Indonesia.
Seperti tamu tak diundang yang datang mengacak acak rumah kita, namun kita masih membiarkannya bahkan membantunya karena tidak pernah ketahuan perbuatannya.

Jadi ingat akan Sishankamrata (Sistem Pertahanan Keamanan Masyarakat Semesta) yang pernah diajarkan kepada peserta penataran P4 dulu.
Pada dasarnya Sishankamrata mengajak masyarakat ikut serta dan berperan aktif dalam aktifitas keamanan. Sehingga setiap kampung ada peringatan bagi tamu pendatang agar "1x24 jam tamu wajib lapor".

NMT orang negeri jiran yang hebat, sudah 7 tahun tinggal di Indonesia, menyebar teror bom dimana-mana, bahkan menikahi wanita Indonesia.
Sepertinya tidak kena wajib lapor 1x 24 jam baginya.
Polisipun tidak tahu dimana dia berada, belum bisa menangkapnya.
Dia masih terus keluyuran di Indonesia.
Apa harus ada lagi bom2 lain berikutnya di Indonesia ?

Minggu, 19 Juli 2009

Ohh Indonesia....Jakarta, 17 Juli 2009

7 Pagi 17 juli 2009, bom meledak lagi di Jakarta..
Ya...lagi, karena sudah 2 kali di tempat yang sama. Beberapa tahun yang lalu di bali juga ada bom Bali 1 dan 2.

Kali ini 2 Hotel bintang 5 (Ritz Carlton dan JW Marriot (yang ke 2) di Mega Kuningan Jakarta jadi sasaran bom teroris, dan korban berjatuhan.

Inikah perilaku dan watak sesungguhnya bangsa Indonesia yang pernah diajarkan oleh semua guru kita sebagai bangsa yang ramah, penuh senyum, berbudaya luhur itu kini ?
Sebagai bangsa Indonesia yang lahir dan dibesarkan di Indonesia saya sedih, prihatin, kecewa, tidak terima, tidak percaya bahwa ini terjadi.
Sepertinya ada yang berubah di jati diri bangsa ini ya...adakah yang salah dalam pendidikan, pergaulan dan perkembangan bangsa ini ?

Baru baru ini saya sempat bangga, karena Pemilu berjalan aman, karena pasti dunia melihat kita bangsa yang bisa ber demokrasi dengan baik, saling menghormati .
Dan bangga melihat berita2 tentang iklim positif di Indonesia dalam ekonomi, pariwisata dan lain2 di tengah krisis dunia...kita mulai bangkit.
Namun sepertinya ini akan terganggu oleh peristiwa bom 18 Juli kemarin.
Kita semua tentu berharap dan berdoa agar bangsa Indonesia bisa menhadapinya dan segera recovery.

Jangan menangis Indonesia...kami berdiri siap menjagamu..

Semoga Allah SWT melindungi kita semua untuk Indonesia jaya.

Ohh Indonesia.....apa kata dunia ??